Dalam risalah ini, Imam al-Ghazali membahas secara makro pengenalan diri secara utuh, esensial, dan hakiki agar manusia tahu apa dan siapa dirinya, dari mana ia datang ke dunia fana ini, untuk apa ia diciptakan, serta dengan cara apa ia mendapatkan kebahagiaan atau kesengsaraan.

Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai obat pengendali nafsu manusiawi yang selalu dilingkari oleh berbagai pengaruh syaithâniyyah.

K.H. M.A. Sahal Mahfudh

Kitab yang banyak mengupas masalah batin manusia ini mungkin sudah ada yang menerjemahkannya, namun yang barangkali membuat persembahan ini berbeda adalah catatan atau hasyiahnya. Untuk memperoleh manfaat yang lebih sempurna, sengaja dalam edisi ini dimuatkan catatan, komentar, dan keterangan dari para ulama. Beberapa istilah tasawuf yang dirasa perlu dijelaskan juga diberikan penjelasan ala kadarnya.

K.H. A. Mustofa Bisri

* * * *

Kîmiyâ’us Sa‘âdah dinilai sebagian ulama sebagai rangkuman dari Ihyâ’. Mengapa diberi judul “kimia”? Pada zaman dahulu ada kepercayaan bahwa bahan kimiawi tertentu dapat mengubah logam biasa menjadi emas.

“Maksud dari kimia ini,” tutur Imam Ghazali, “ialah bahwa sifat-sifat kekurangan ditanggalkan dan segala sifat-sifat kesempurnaan dikenakan. Dan rahasia kimia ini adalah: hendaknya kamu kembali dari dunia ini menuju Allah, seperti firman-Nya: Dan tekunlah beribadah kepada-Nya dengan setekun-tekunnya (al-Muzzammil: 8). Adapun keutamaan kimia ini tak terkirakan.”